Kultur Masyarkat Jakarta Utara "Kalibaru Cilincing"

Kali ini penulis atau Yufi Digital Investor akan menceritakan kondisi kultur daerah tempat saya menumpang mencari nafkah, tempat berkarya dibeberapa bulan ini. Lebih tepatnya yaitu di daerah tanjung priok, kalibaru, cilincing.



Awal mula berangkat dari Pasuruan di proyek ini gambaran yang terlintas pasti adalah premanisme dan kehidupan yang kurang nyaman bagi gambaran umum. Padahal dulu yang notabene saya paling malas menghadapi resiko untuk bergelut dengan premanisme, palak memalak, dan hal-hal yang sangat beresiko bagi keselamatan saya sendiri.

Awal mula saya jelas tercengang dengan lalu lalalang di sekitaran Tanjung Priok, sehari-hari bergelut dengan Trailer Tronton yang mana bukan ngeri lagi, ini lebih parah dari kehidupan angkutan berat di Pasuruan. Klakson kendaraan yang biasa kita sebut "Transformer" ini mengumandang di jalanan-jalanan kota Priok ini. Sangat beruntung pemerintah sudah membangun toll layang yang melalui kawasan Tanjung Priok ini.

Kultur yang menarik di sini apabila anda melewati kawasan ini hari Rabu Malam Hingga Malam Jumat jelas sangat ramai bahkan macet antrean kendaraan Tronton mau masuk Jakarta International Container Terminal (JICT). Lampu Lalu Lintas dikawasan Pertigaan Cilincing dan Perempatan Arah Marunda seolah tidak berfungsi dengan semestinya karena kalau diceritakan bisa dibilang seperti kereta tidak mau berhenti sebelum benar-benar ada kendaraan tronton yang mau berbaik hati untuk memberikan jalan. Tapi kalau dipikir-pikir meskipun sudah ada timernya juga disitu kelamaan, yang mungkin membuat para pencari nafkah kendaraan berat ini tidak mau ambil pusing menunggu lama.

Pemandangan ini adalah yang saya nikmati setiap pergi ke kantor proyek dan itu terasa mengagumkan karena mungkin tidak terjadi di tempat-tempat lain.

Masuk di kawasan kalibaru Cilincing, lebih tepatnya karena kami membangun tanggul laut kami berkantor di tepi laut yang sudah ditanggul dan ditimbun. Sangat menyenangkan dan sekaligus agak sedikit sombong kalau ada yang bilang "needing vitamin sea". Aduh tiap hari saya selalu dapat vitamin sea sampai-sampai keling every day. 



Kalibaru Cilincing adalah kawasan yang sangat padat penduduk, saya mengalami betapa begitu banyak kultur pendatang yang mungkin dulu perantau yang mendiami kawasan ini. Dari orang bugis, orang jawa, orang asli jakarta campur di wilayah ini. Yang sangat menarik entah karena teknologi pengairan yang sangat mumpuni atau apa, saya menilai pada saat banjir jakarta 1 - 2 Januari 2020 wilayah koja ke utara termasuk cilincing dll tidak terjadi banjir alias kering. Luar biasa kan.

Di sisi lain saya menyukai kultur guyub dan antar tetangga mereka klop karena saking padatnya antar tetangga begitu nempel itulah sisi positif yang diambil. Banyak orang Jakarta bilang mereka orang di Jakarta cuek-cuek ini kehidupan loe dan ini kehidupan gue. Disana berbeda, bahkan di sana untuk menjadi perangkat warga sangat di minati terutama untuk menjadi RW. Saya yakin alasan mereka sekali lagi adalah untuk berguna bagi masyarakat mereka sendiri dengan jalan mengabdi.

Jalan yang hanya dua arah ditambah masyarakat yang sering menggunakan jalan sebagai tempat entah santai dan bermain bagi anak-anak itu sisi menariknya, tak jarang juga menikmati antrian kendaraan karena ada angkutan kota ngetem. Makanan favorit di sana adalah Ikan kalau mau cari ikan, cumi, udang, dll yang bahkan sudah dikeringkan disanalah tempatnya.

Pengalaman yang sangat menarik adalah begitu banyak pengusaha kerang rebus yang dikirim kemana-mana, ada tempat mutilasi kapal-kapal yang sudah tidak bisa digunakan lagi yang mana konon katanya besi-besi bekas yang dijual berharga sangat mahal. Pengusaha disana adalah menjadi mata pencaharian utama. Usaha makanan terutama, ditepi-tepi jalan begitu berjibun kalau mau jajan.

Favorit makan di sana adalah Makan di Warung Makan Babeh, Bakmie Dewa Kembar, Nasi Padang dekat Pasar, Ayam Geprek, Nasi Orak-arik Warmindo Kalibaru Timur IV, dan masih banyak lagi.



Dari segi keamanan tentulah kalau mau aman ya harus rukun dan selalu bermasyarakat, karena pada dasarnya orang disana juga sangat menyukai menjaga masyarakat sesama, dan baik-baik.

Begitulah Pengalaman Kehidupan yang sangat baru bagi saya berada di proyek ini.

Comments

Popular posts from this blog

Jamaluddin Al-Afgani dan Muhammad Abduh (tokoh-tokoh penting Muslim)

Company Visit HMJA KOMISI FE UII 2014/2015

Unggah Ungguh Basa Jawa