ESSAI GREEEN ECONOMY - SAMPAH BERNILAI ECONOMIS


BAB I
PENDAHULUAN
 
Latar Belakang
Polusi udara adalah kondisi pada saat keadaan lingkungan banyak tercemari oleh noda noda kotoran. Sejak dahulu polusi udara menjadi pikiran bagi masyarakat Indonesia,salah satunya yaitu sampah. Sampah adalah sesuatu yang kotor,tidak di senangi orang dan tidak berguna. Hal ini merupakan salah satu faktor yang menyebabkan polusi udara di Indonesia semakin jelek dan meningkat. Dilihat dari keadaan perilaku masyarakat Indonesiayang dominan dengan masyarakat konsumtif terhadap suatu barang.

Jika kita bandingkan Indonesia dengan Negara lain memang sungguh berbeda. Dapat dilihat ketika mereka (luar negeri) dalam membuang sampah. Di luar negeri tempat sampah di bedakan menjadi 2 jenis yaitu : sampah organik dan sampah non organik. Yang perlu di tonjolkan disini adalah tata cara bagaimana agar perilaku masyarakat Indonesia dapat berfikir yang inovatif untuk dapat mengubah mindset terhadap sampah tersebut. (Sidarto, 2010).

Apabila diamati, timbulnya masalah persampahan tidak dapat lepas dari perilaku manusia/masyarakat sebagai penghasil sampah. Sejauh ini dirasakan bahwa pemahaman dan kesadaran masyarakat dalam kebersihan belum berjalan sesuai dengan harapan. Masih banyak masyarakat yang membuang sampah sembarangan meskipun tempat sampah sudah tersedia. Jika jumah penduduk Indonesia sebanyak 220 juta jiwa, maka produk sampah setiap harinya sebanyak 110.000 ton atau 40.150.000 ton/tahun. Bisa dibayangkan jika sampah sebanyak itu tidak diolah tentu akan menimbulkan banyak masalah, terutama pencemaran lingkungan (Wikipedia,ekonomi-sampah,2011).

Nah, bagaimana cara kita untuk mengatasi hal tersebut? Dsini kita perlu membuat konsep yang bertema “Green Economy” (ekonomi hijau) untuk dapat mengkonsep pengendalian/penanggulangan sampah yang sudah kita lakukan. Setidaknya tong sampah yang terdapat pada lingkungan kita dapat dipisahkan seperti proses yang di lakukan oleh masyarakat luar negeri. Dengan konsep tersebut kita dapat mengolah sampah secara baik dan benar dengan mendaur ulangnya. Kemudian dengan proses daur ulang tersebut sampah-sampah di lingkungan kita tidak menjadi musuh ataupun penyakit bagi lingkungan sekitar kita. Akan tetapi sampah tersebut dapat menjadi suatu barang yang berharga dan bernilai ekonomis.

Dengan kualitas lingkungan hidup yang lebih baik akan meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia. Lalu konsep ekonomi hijau ini diharapkan menjadi jalan keluar. Menjadi jembatan antara pertumbuhan ekonomi, keadilan sosial serta ramah lingkungan dengan menghemat sumber daya alam. Tentunya konsep ekonomi hijau baru akan membuahkan hasil jika kita mau mengubah perilaku masyarakat kita sendiri khususnya para mahasiswa yang dapat merubah kehidupan bangsa dan negara, Indonesia. Itu merupakan salah satu alasan saya mengapa dapat mengambil tema green economy dengan judul industrialisasi sampah mempunyai nilai ekonomis.

BAB II
PEMBAHASAN

Fakta Sampah Di Indonesia

Indonesia merupakan Negara besar yang mempunyai kekayaan alam sangat besar dengan jumlah penduduk yang sangat banyak. Hal ini adalah fakta yang tentu tidak bisa dipungkiri. Akan tetapi, kekayaan alam dan jumlah penduduk yang besar tersebut pada kenyataannya tidak mampu membuat Indonesia menjadi negara yang sejahtera di segala bidang karena memang masih ada banyak masalah yang menaungi negara ini.

Dengan jumlah penduduk yang besar, ada satu masalah yang mungkin masih dianggap sepele oleh banyak orang dan dianggap bukan masalah besar sehingga tidak mendapatkan perhatian yang mencukupi. Sampah oleh banyak orang dianggap hal yang sangat sepele, tetapi hal yang dianggap sepele ini rupanya ibarat bom waktu yang dapat menjadi masalah pelik yang sedikit demi sedikit mulai menampakkan akibatnya kepada masyarakat luas.

Tidak mustahil jika masalah sampah tidak dikelola dengan baik, dalam waktu beberapa tahun ke depan masyarakat Indonesia akan tinggal dengan sampah karena tempat penampungan sampah tidak akan cukup lagi menampung semua sampah baik hasil industri maupun sampah rumah tangga. Pemerintah tentu perlu mengkaji ulang kebijakan tentang sampah dan pengolahannya, tetapi tidak bisa dipungkiri bahwa kesadaran masyarakat tentang sampah di Indonesia masih sangat minim dan hal ini kian diperparah dengan pembiaran yang dilakukan pemerintah terhadap sistem pengelolaan sampah dalam masyarakat.

Menurut TEMPO.CO , Saat ini sampah menjadi ancaman serius bagi keberlangsungan hidup di Indonesia. Bila tidak dikelola dengan baik, beberapa tahun mendatang rakyat Indonesia akan hidup bersama tumpukan sampah. Menurut kementrian Lingkungan Hidup  rata-rata penduduk Indonesia menghasilkan sekitar 2,5liter sampah perhari atau 625juta liter dari jumlah total penduduk. Untuk Bank Sampah, Hingga kini sudah ada 250 Bank sampah di seluruh kabupaten dan kota di Indonesia. Keberadaan Bank Sampah, sangat menjamin untuk meminimalisir terjadinya produksi sampah yang ada saat ini.

Peningkatan jumlah sampah yang dihasilkan di Indonesia diperkirakan akan bertambah 5 kali lipat pada tahun 2020. Rata-rata produksi sampah tersebut diperkirakan meningkat dari 800 gram per hari per kapita pada tahun 1995 menjadi 910 gram per hari per kapita pada tahun 2003. Untuk kota Jakarta, pada tahun 1998/1999 produksi sampah per hari mencapai 26.320 meter kubik. Dibandingkan tahun 1996/1997, produksi sampah di Jakarta tersebut naik sekitar 18%. Hal ini diakibatkan bukan saja karena pertumbuhan penduduk tetapi juga karena meningkatnya timbulan sampah per kapita yang disebabkan oleh perbaikan tingkat ekonomi dan kesejahteraan (JICA, 2008).

Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap produksi sampah
Indonesia adalah salah satu Negara terkaya di dunia dan tak luput dari jumlah penduduk yang sangat melimpah ruah. Dengan jumlah penduduk yang banyak dan tentunya konsumsi tidak bisa di hindari. Maka dari itu hal ini merupakan salah satu factor yang dapat berpengaruh pada produksi sampah yang sulit kita pungkiri. Tak lain dengan jumlah masyarakat yang sangat berpotensial pada suatu barang atau bisa dikatakan masyarakat konsumif.

Selama ini sampah menjadi permasalahan yang sulit di tangani oleh pemerintah. Karena setiap harinya dari berbagai aspek desa,kota,maupun Negara akan menghasilkan bahan bahan yang di sebut dengan sampah. Jika tidak ditanggulangi dengan baik, hal ini menjadikan sampah yang menumpuk. Mulai dari sini, apa saja sih yang menjadi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap produksi sampah?
Sampah, baik kuantitas maupun kualitasnya sangat dipengaruhi oleh berbagai kegiatan dan taraf hidup masyarakat. Beberapa faktor penting yang mempengaruhi sampah antara lain:
1.    Jumlah penduduk. Melihat realita yang ada, Indonesia adalah Negara yang sangat berpotensial. Tak kunjung pada penduduknya yang sangat banyak dengan kondisi alam yang strategis. Karena jumlah penduduk yang sangat banyak itulah yang menyebabkan banyaknya produksi sampah yang dihasilkan oleh masyarakat.
2.    Keadaan sosial ekonomi. Semakin tinggi keadaan sosial ekonomi masyarakat, semakin banyak pula jumlah sampah yang dibuang tiap harinya. Karena di suatu sisi pendapatan masyarakat naik dan mengakibatkan kenaikan pada konsumsi yang mereka pakai setiap hari.
3.    Kemajuan teknologi. Kemajuan teknologi akan menambah jumlah maupun kualitas sampah, karena pemakaian bahan baku yang semakin beragam, dapat mempengaruhi jumlah dan jenis sampahnya. (Soemirat,  2009:11).

Bagaimana Solusi Untuk Mengatasi Permasalahan Sampah?
Permasalahan sampah sangat berpengaruh pada kehidupan manusia terutama masalah kesehatan. Banyak masyarakat Indonesia yang terjangkit penyakit karena keberadaan sampah yang sangat menggunung. Contohnya yang terjadi di Bandung tahun lalu yang sempat di juluki sebagai kota penghasil sampah terbanyak. Itu merupakan tugas pemerintah,tak lain juga kita sebagai warga Indonesia yang baik selalu respect terhadap permasalahan tersebut. Jadi bukan hanya pemerintah saja yang memikirkan tugas ini tetapi kita sebagai mahasiswa yang tangguh harus bisa berafiliasi dengan lingkungan kita sendiri karena itulah tugas kita sebagai mahasiswa.
Usaha pertama adalah mengurangi sumber sampah, baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya dengan :
1.    Meningkatkan pemeliharaan dan kualitas barang sehingga tidak cepat menjadi sampah
2.    Meningkatkan efisiensi penggunaan bahan baku
3.    Meningkatkan penggunaan bahan yang dapat terurai secara alamiah, misalnya pembungkus plastik diganti pembungkus kertas. (Soemarwoto,2007)
    Nah, sekarang apa yang harus kita lakukan?Melihat kondisi Indonesia seperti ini yang semakin terjajah dan masyarakat Indonesia pun bingung menghadapinya. Mungkin konsep ini merupakan salah satu untuk menjadi jalan keluar yaitu dengan Industrialisasi sampah.

Mengenal pengertian Industrialisasi Sampah
Industrialisasi sampah merupakan cara pengolahan terhadap sampah sampah yang semakin menumpuk untuk dapat dijadikan sebagai barang industri. Dengan jadikan sampah sebagai barang industry, budidaya sampah di Indonesia akan menurun jika dari pihak pemerintah dapat mengantisipasi cara pengolahaan dan penempatan secara benar pada sampah itu sendiri yang di konsumsi oleh masyarakat sekitar.

Meminimalisir banyaknya sampah akan mengurangi efek dari rumah kaca. Karena dari sampah tersebut salah satunya dapat di jadikan sebagai pupuk kompos untuk sampah yang mudah busuk. Begitu juga bisa dijadikan sebagai kerajinan tangan pada sampah yang tidah mudah busuk. Sekarang jadikanlah masyarakat Indonesia sebagai masyarakat yang berpikir inovatis dan kreatif. Tidak hanya dapat menjadi benalu diatas tumbuhan.

Industrialisasi sampah ini sangat mengacu pada ibu-ibu rumah tangga. Karena sampah rumah tangga merupakan salah satu faktor yang menghasilkan sampah paling banyak. Dengan adanya hal ini, ibu-ibu rumah tangga dapat berinisiatif untuk mengolah sampah tersebut dijadikan sebagai barang siap pakai. Usaha industry kecil-kecilan ini dapat membuahkan hasil yang sangat besar walaupun terlihat aneh karena terbuat dari sampah. Maka dari itu belajarlah dari hal kecil untuk mengubah menjadi perubahan besar.

Cara Pengelolaan Sampah
Saat ini masalah sampah tidak hanya menjadi tanggungjawab pemerintah, melainkan kita sebagai masyarakat yang harus mampu mewujudkan bagaimana cara mengatasi permasalahan sampah yang kian menggunung bagi Indonesia. Karena pada hakikatnya kita sebagai masyarakat yang sudah menghasilkan banyak aktivitas aktivitas kehidupan. Maka dari itu perilaku masyarakat sangat perlu di perhatikan, mengingat sosok perilaku masyarakat sangat berpengaruh besar terhadap kebersihan lingkungan.
Dsini ada 3 tahap untuk melakukan pengelolaan sampah, diantaranya:
1.    Reduce (mengurangi)
2.    Recyle (daur ulang)
3.    Reuse (menggunakan kembali)

Dampak Pengelolaan Sampah dalam Peningkataan Nilai Ekonomis
Di mata masyarakat, sampah merupakan hal yang paling buruk. Hal itu terjadi karena sampah dapat menimbulkan berbagai penyakit. Padahal mereka sendiri yang menyebabkan hal itu terjadi. Mengapa? karena pada berbagai relita saat ini, kebanyakan masyarakat Indonesia hanya ingin menggunakan pada barang yang instan-instan saja. Mereka hanya memikirkan kenikmatan hidup tanpa mengetahui proses proses yang seharusnya dijalani oleh meraka sendiri.

Sebagai masyarakat yang cinta pada tanah air, seharusnya dapat mengerti kondisi yag terjadi di dalamnya. Maka dari itu, kita harus saling peka terhadap satu sama lain. Karena bukan dengan pemerintah saja tetapi perilaku kita sebagai masyarakat yang sebagaimana mestinya di jaga untuk pengelolaan sampah secara optimal.

Peningkatan ekonomi Indonesia merupakan salah satu investasi dari pengelolaan sampah yang sudah di daur ulang dan dapat di pakai kembali sebagai barang industry. Karena sampah mempunyai banyak sekali nilai ekonomis untuk di jual dengan harga tinggi. Pemulung merupakan asset kita dalam pengumpulan sampah. Jikalau tidak ada mereka siapa lagi yang akan membantu kita untuk menjadikan lingkungan ini menjadi nyaman dan sehat.

Frekuensi penjualan/pengambilan sampah tidak tentu, sesuai dengan barang yang terkumpul. Rata-rata sekali terjun bisa mendapatkan 1juta sampai 5juta. Inilah berbagai contoh yang dapat di lihat : (Bambang Riyanto,2008:60)

No    Jenis Barang Lapak    Harga/Kg
1            Gelas Aqua    1600
2             Kaleng Oli    1500
3            Ember biasa    1100
4             Botol Aqua    1500
5                 Kardus        1500
6            Kertas putih    3000
7                    Koran    2000
8                  Besi pipa    2000
9               Besi super    1000
10             Alumunium    6000

Nah, setelah barang-barang tersebut telah terkumpul. Segera di daur ulang dan menjadi barang industri yang dapat di gunakan dengan layak pakai. Seperti pada contoh berikut :
Jenis Barang    Harga Jual    Keuntungan    Upah Pembuatan
Taplak    Rp.  25.000    Rp.15.000    Rp. 5.000
Tas belanja    Rp. 35.000    Rp. 20.000    Rp. 10.000
Tas ransel    Rp. 35.000    Rp. 20.000    Rp. 10.000
Payung    Rp. 55.000    Rp. 30.000    Rp. 15.000
Bunga    Rp. 25.000    Rp. 10.000    Rp. 5000
Kotak Pensil    Rp. 15.000    Rp. 12.000    Rp. 5.000
Kotak Make Up    Rp. 20.000    Rp. 15.000    Rp. 10.000

Dengan membuat industry kecil-kecilan, kita dapat sedikit demi sedikit membantu ekonomi Indonesia. Apalagi ini berporos pada barang-barang rumah tangga. Sehingga dengan adanya industry kecil ini , ibu rumah tangga dapat menggunakannya secara efisien dan optimal. Karena kita belajar dari hal kecil yang berubah menjadi hal yang sangat besar.

BAB III
KESIMPULAN

KESIMPULAN
Sampah adalah sesuatu yang kotor,tidak di senangi orang dan tidak berguna. Hal ini merupakan salah satu faktor yang menyebabkan polusi udara di Indonesia semakin jelek dan meningkat. Seiring berjalannya waktu sampah-sampah di Indonesia kian menumpuk. Jika tidak di tanggulangi dengan cepat akan mempengaruhi semua factor kehidupan.

Banyak orang menganggap bahwa semua sampah itu kotor dan harus di buang. Pola pikir seperti itulah yang harus di hilangkan dari lingkungan sekitar kita. Karena dari sampahlah kita dapat menghidupkan krisis ekonomi kita yang kian lama semakin menurun. Bahwa dengan sampah inilah yang mempunyai banyak nilai tambah kalau sudah dikelola dengan baik dan benar. Maka dari sinilah pengelolaan sampah merupakan peluang usaha yang banyak memberikan keuntungan.



DAFTAR PUSTAKA
Alamendah, (3 Juni 2012). Mengenal Ekonomi Hijau, Diakses 15 Juni 2013 dari http://www.unep.org/wed/greeneconomy
Nugroho, Setyo, Hervian (2010). Desa Industri Sampah, Diakses 12 Juni, 2013 dari http://www.sosbud.kompasmania.com
Anonimus (2011), Data Fakta Persampahan, Diakases 10 Juni 2013 dari http://id.wikipedia.org/wiki/Sampah
Soemirat, Juli, 2009. Kesehatan Lingkungan. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta
Soemarwoto, Otto. Analisis Dampak Lingkungan. 2007. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.


Comments

Popular posts from this blog

Jamaluddin Al-Afgani dan Muhammad Abduh (tokoh-tokoh penting Muslim)

Company Visit HMJA KOMISI FE UII 2014/2015

Unggah Ungguh Basa Jawa