Kepada Seseorang yang Akan Kita Bertemu di Suatu Hari Pada Akhirnya

Setiap orang yang ada di dunia ini pasti seringkali bertanya-tanya mengenai pasangan hidup mereka kelak. Bagi sebagian orang hal ini akan menjadi perbincangan yang mengasyikkan karena menyangkut pribadi mereka masing-masing. Jodoh sudah digariskan oleh Allah SWT sebelum kita terlahir di dunia, kita tidak tau kelak kapan akan dipertemukan oleh-Nya.

I hope we immediately met to build the future together, bissmillah

Bagi beberapa hal, orang-orang mengatakan bahwa jodoh tersebut haruslah dicari. Mereka dengan berusaha keras mencari jodoh mereka, namun yang saya bingungkan ada sebagian orang yang melakukan pendekatan dengan lawan jenis dan mereka menyebutnya dengan istilah pacaran. Menjadi suatu istilah yang menggelikan sungguh hal ini kadang membuat bingung, dan jujur mungkin bagi sebagian orang ketika kita melakukan pacaran ada hal yang membuat kita selalu deg-degan, kita selalu takut pacar kita direbut orang bahkan kita jadi terbatas pergerakan kita. Sering juga ada yang menyebut taaruf modern, lalu bedanya apa dengan pacaran yang mungkin dianalisa banyak mudharatnya ngga sih. Fenomena ini sebenarnya bukanlah suatu yang asing di mata kita, di era modern, pacaran yang dilakukan sudah blak-blakan, mereka seolah-olah sudah berlebihan, bergandengan tangan kemana-mana, bahkan melakukan hal yang diluar moral manusia. Nafsu telah merebutnya dari akal sehat mereka. 

Mereka mengenal satu sama lain hingga beberapa tahun mereka berjalan bersamaan, tapi pertanyaannya bagaimana jika mereka tidak menikah, istilahnya yang akan jadi suami atau istrinya adalah orang yang jadi bekas orang lain. Bukankah hal tersebut disayangkan. Bukankah sebaiknya kita akan lebih baik jika menahan diri untuk tetap jadi yang terbaik bagi siapa kelak yang akan jadi pendamping kita pada akhirnya. 

Suatu hal yang menarik, akan lebih baik jika dalam hidup kita planningkan bahwa kita akan memberikan suatu kemuliaan ketika kita mendekati usia-usia siap nikah, rencana sudah matang, modal setidaknya bisa dirasionalkan oleh pikiran kita baru kita mendekatkan diri dengan Allah SWT. Dan saya yakin insya Allah, Allah akan memberi jalan terbaik bagi kita.

Itulah prinsip yang saya pegang saat ini, terkadang melihat keadaan lingkungan sekitar yang mereka akhirnya jadian dan putus dikemudian, itu hal yang disayangkan, bukankah lebih baik kita berikhtiar dengan sungguh-sungguh dan kemudian kita bisa menikah. Itu lebih diridhoi oleh Allah SWT. 

Yah setiap hari kita harus berdoa dan terus memperbaiki diri untuk jadi kepala keluarga yang baik (bagi cowok) kita harus banyak belajar, kelak kita adalah yang akan mengajari istri dan anak-anak kita. Kita harus belajar cara mengendalikan diri dan cara mengajari yang benar agar kelak tentu saja tetap SAMAWA. Bissmillah.

Yang menarik di sini, banyak yang menyebut bahwa jodoh adalah cerminan dari diri kita sendiri, saya yakin hal tersebut, bagaimana pun nantinya jodoh yang ada mau tidak mau mereka akan yang paling nyambung ketika ngobrol sama kita.  Selain itu bissmillah ketika mereka adalah cerminan dari kita, ketika kita baik tentu saja jodoh kita akan baik, ketika akhlak kita baik, akhlak jodoh kita pun akan baik. 

Mungkin bagi sebagian orang ketika kita menemukan seseorang kemudian kita merasa suka, namun tiba-tiba kita tidak merasa cocok. Percayalah seseorang yang akan jadi jodohmu sedang mendoakanmu agar kelak mereka akan bersamamu. Yah sudah jelas tetap berdoa, memperbaiki diri, dan satu hal penting jagalah dirimu untuk masa depanmu kelak. Kamu harus menjaga dirimu seberharga mungkin untuk seseorang yang suatu saat layak mendapatkanmu. 

Keep Istiqomah :)

Comments

Popular posts from this blog

Jamaluddin Al-Afgani dan Muhammad Abduh (tokoh-tokoh penting Muslim)

Company Visit HMJA KOMISI FE UII 2014/2015

Unggah Ungguh Basa Jawa