Hello Part-Timer #2 (read tis)
Halooo, salam blogger!!!
Hari adalah Jumat berkah, salah satu hari favorit "these favorite day". Bagaimana dengan anda?
Hahaha, kembali menulis apa sih yang saya kerjakan akhir-akhir ini, hahaha. Saya ingin sharing sehari yang lalu yang saya temui dari apa yang disebut dengan part-timer, hahaha. Meski pun berat dilalui tapi yakinlah setiap proses yang saya lakukan saya menikmati pekerjaan ini. Saya bisa bertemu orang banyak, saya bisa menambah pengetahuan dengan bertemu orang banyak, saya bisa tersenyum sepanjang hari, dan inilah yang mengajarkan apa yang disebut marketing.
Sebagai seorang free-lancer, istilahnya adalah berada di jabatan yang mungkin menurut kebanyakan orang tidak terpandang, namun jika ditilik lebih dalam, seorang part-timer juga merupakan proses pembelajaran. Bagaimana saya bisa tunduk kepada atasan, bagaimana saya berinteraksi dengan pegawai lainnya, bersama customer, dan itulah point utamanya. Hahahha itu terlalu formal yaaa.. ..
berikut adalah cerita yang saya temui pada 4 Februari 2016,
Rintik hujan menyemat kedalam pagi yang kurang begitu cerah, Bangun pagi, solat subuh, mandi, beres-beres bentar langsung berangkat ke jalan wates dengan revo yang sudah menemani sejak duduk di bangku SMP. Sepanjang perjalanan sempat ragu sih, kok gerimis yaaa. Tapi sudah setengah perjalaan tidak boleh mundur, hahaha. Kadang yang jadi persoalan adalah ketakutan akan hari ini sepi orderan, hahahaha. Namun insya Allah ketika kita berdoa, kita beribadah, kita solat dhuha, semua akan sirna seiring ketakutan, karena Allah senantiasa berada di sisi kita.
Hmmm, sampai di perusahaan hujan semakin menjadi, semakin deras, tapi semua sirna ketika antrian job untuk saya diberikan, sebuah mobil putih yang elegan, dan katanya habis keluar bengkel. Dan benar yang saya kendarai mobilnya lumayan enak, kopling yang biasanya saya kendarai keras, ini begitu stabil, dan tidak terlalu membuat pegal. hahaha, dan akhirnya kumulai adventur ku di provinsi terpelajar ini, dari segala bentuk kota kabupaten saya telusur.
Rasanya dalam perjalan sebagai seorang driver bagi kota Yogyakarta penuh dengan sensasi, dan utamanya saya bisa mengambil pelajaran dari tiap orang yang saya temui. Pada perjalanan kali ini saya bertemu banyak orang yang seolah-olah mereka adalah kakak saya, orang tua saya, banyak cerita yang kami lalui selama perjalanan mengantar mereka. Utamanya adalah informasi perihal pekerjaan, dari lingkup PNS hingga perbankan, bahkan melalui ini saya bisa menyerap informasi tentang rekruitmen yang mereka lakukan. Saya terkesan bahwa mereka orang-orang baik yang sangat support kepada saya, dan memberikan apresiasi. Seorang embak-embak yang bertempat tinggal di sekitaran wirobrajan memberikan strategi gimana sih untuk menjadi pegawai PNS dan cerita yang saya dengarkan adalah sangat luar biasa, begitu saya terkesan olehnya. Setelah itu semua saya juga menemui seorang Ibu masih terlihat muda, beliau kebetulan bekerja di Bank Indonesia, hahaha. Ramah sekali dan beliau sangat menarik untuk diajak ngobrol, bahkan beberapa kali beliau lah yang memulai percakapan, dari beliau satu hal yang saya tahu tentang bagaimana rekruitmen di Bank Indonesia. Berikut bank-bank lain, sungguh mengesankan, bahkan ilmu-ilmu seperti ini mungkin tidak akan kamu dapat jika kamu berdiam diri dirumah.
Ada satu hal yang hari itu saya sangat berkesan, adalah seorang perjalanan seorang Ibu-ibu tua renta, bahkan untuk jalan aja Ibu tersebut terkesan susah, beliau ditemani seorang teman yang juga sudah renta. Beliau nampaknya terkesan sedang kesulitan mengatasi masalah sengketa, karena beberapa kali saya mengantar beliau menuju tempat pencatatan sipil dan berkaitan dengan hukum pertanahan. Yang terkesan di sini beberapa curhatan beliau, bahwa terkesan anaknya tidak peduli terhadap permasalahan ini, banyak curhatan beliau yang kadang terkesan begitu tidak diperdulikan oleh anaknya. Menyedihkan ketika melihat seorang Ibu yang dulu membesarkan anaknya dengan kesabaran namun kini hanya dibiarkan mengurusi permasalahan hukum pertanahan sendiri bahkan seharusnya anak yang mengantar malah diantar oleh teman Ibu ini. Dan dari permasalahan ini saya tahu bagaimana saat kesibukan anak, yang membuat anak tidak merasa iba terhadap Ibunya yang dibiarkan kelilingan jogja sendirian. Bahkan Ibu ini saking baiknya, saya dipaksa untuk makan siang bersama Ibu ini.
Saya banyak bertemu orang baik ketika bekerja sebagai seorang servicer kepada pelanggan, bahkan tak jarang mereka memberikan tips yang lumayan bahkan tak jarang memberikan senilai komisi yang saya peroleh. Mereka adalah orang-orang yang sangat baik, bahkan dari segi karyawan yang bekerja, mereka juga adalah orang yang sangat baik, dibuktikan mereka membimbing orang-orang baru seperti saya. Banyak pelajaran marketing yang saya dapatkan di sini, belajar untuk menghormati orang, murah senyum di depan orang, bekerja keras, dan lain sebagainya. Pekerjaan ini terkadang menjadi pandangan sebelah mata bagi sebagian dan bahkan menjadi bahan bercandaan bagi kalangan tertentu. Mungkin bagi seorang yang bukan prioritas utama untuk bekerja di bidang ini saya hanya ikut tersenyum, dan sama sekali tidak menyinggung, proses menjadi dekat dengan mereka. Namun, bagi orang yang bekerja di sana, yang mana menggantungkan rejeki dari hasil tersebut, bukankah agak kurang sesuai pada tempatnya. Saya sangat mengapresiasi orang-orang yang benar-benar bekerja di sana, mereka ahli bersedekah, (mereka sangat murah senyum), mau mengajari yang muda-muda, mereka berwawasan luas (bertemu dengan banyak orang), mereka bekerja keras (pekerjaan ini diawali berangkat pagi hingga pulang pagi, bahkan tak sedikit tidur di mobil mereka). Sekian yaaa, see you. . .
Bukankah proses untuk menjadi sukses adalah berada di bawah, saat masa-masa berjuang keras, karena ketika kita menjadi seorang atasan, menjadi seseorang pemimpin, akan menjadi pemimping yang sangat amanah baik saat kita tahu rasanya saat dibawah.
Comments
Post a Comment
Mari tinggalkan komentar