Ekonomi Islam - Ideologi dan konsep rasionalitas Ekonomi Islam, faidah hukum Islam, Kerangka pikir, dan konsep rasionalitas ekonomi Islam - Ringkasan 2


Teman-teman sebelum membaca atau pun merefrensi dari ringkasan ini, sebelumnya saya mohon doa restu agar saya menjadi orang sukses ya!!! Okey jadi disini adalah cakupan tentang konsep rasionalitas ekonomi Islam beserta faidahnya, selamat menikmati


Pengertian Metodologi
Metodologi yaitu cara bagaimana suatu ilmu itu disusun, merupakan suatu yang sangat penting bagi ilmu pengetahuan, sebab hal inilah yang membedakan pengetahuan yang disebut ilmu. Perbedaan metodologi akan menghasilkan perbedaan ilmu pengetahuan itu sendiri. Tujuan seluruh ilmu pengetahuan adalah mencari sebuah kebenaran, meskipun kebenaran itu sendiri sifatnya relatif. Dan kebenaran absolut hanyalah milik sang pencipta alam semesta ini, yaitu Allah SWT. Oleh karenanya, keberadaan manusia harus bersumber pada informasi dari Allah seandaiya manusia mengiginkan suatu kebenaran yang sesengguhnya.
Dalam pandangan Islam adanya suatu metodologi merupakan sebuah keharusan, sebab prinsip dasar ajaran Islam adalah kebenaran. Manusia diperintahkan untuk mengikuti kebenaran, dan untuk memperoleh kebenaran ini maka manusia harus memiliki pengetahuan. Ekonomi Islam sebagai suatu ilmu yang mendasarkan pada syariat Islam itu sendiri.
Perbedaan Metodologi Ekonomi Konvensional dan Ekonomi Islam
Berikut ini adalah merupakan perbedaan antara ekonomi konvensional dan ekonomi islam. Ekonomi Konvensional memiliki dua tujuan, yang pertama adalah tujuan positif yang berhubungan dengan realisasi pemerataan dan efisiensi dalam alokasi dan distribusi sumber-sumber daya. Tujuan yang lain bersifat normatif, dalam bentuk hal sosio ekonomi, secara universal seperti pemenuhan kebutuhan, keadaan kesempatan kerja penuh, laju pertumbuhan ekonomi optimal, distribusi pendapatan dan kekayaan yang adil, stabilitas ekonomi, dan keseimbangan lingkungan hidup, yang semuanya berhubungan dengan jiwa sosioal.  Kedua tujuan ini saling bergantung dengan bagaimana efisiensi dan pemerataan itu didefinisikan, sangat sulit mengatakan bila ekonomi konvensional telah mewujudkan tujuan positifnya karena sulitnya menentukan dan mengukur efisiensi dan pemerataan dalam dinamika ekonomi. Contohnya saja pengguna ekonomi konvensional, di negara industri yang kaya-kaya. Pada umumnya mereka tidak berhasil mewujudkan semua tujuan normatif mereka, padahal mereka memiliki sumber daya yang besar. Berikut ini merupakan konsep-konsep yang mendasari dalam ekonomi konvensional.
a.       Rational economic man
Ilmu ekonomi konvensional sangatlah memegan teguh asumsi bahwa tindakan individu adalah rasional. Dengan kata lain seseorang dapat dikatakan liberalism dan individualisme. Adam Smith menyatakan bahwa tindakan individualism akan membawa kebaikan masyarakat seluruhnya.
b.      Positivisme
Kapitalisme berusaha mewujudkan suatu ilmu ekonomi yang objektif, bebas dari pertimbangan moralitas dan nilai, karenanya berlaku universal. Postivisme menjadi sebuah paham secara otomatis mengabaikan peran agama dalam ekonomi, sebab banyak hal agama itu mengajarkan sesuatu yan normative.
c.       Hukum Say
Asumsi yang ada adalah, intervensi pemerintah dianggap justru akan mengganggu keseimbangan alamiah. Kegiatan produksi akan menciptakan permintaan sendiri, maka tidak akan terjadi kelebihan produksi dan pengangguran.
Metodologi Ekonomi Islam, Muhammad Anas Zarqa, menjelaskan bahwa ekonomi islam memiliki 3 kerangka metodologi.
1.      Pertama adalah presumptions and ideas, atau disebut dengan ide dan prinsip dasar dari ekonomi Islam. Berikut ini prinsip dasar ekonomi Islam menurut Umer Chapra
a.       Prinsip Tauhid
Tauhid adalah fondasi keimanan dalam Islam. Tauhid di sini bermakna segala yang ada di alam semesta ini merupakan bentukan dari Allah SWT. Tentu saja semuanya itu memiliki tujuan. Tujuan ini yang nantinya merupaka eksistensi jagad raya termasuk manusia yang jadi penghuni di dalamnya.
b.      Prinsip Khilafah
Manusia adalah Khalifah Allah SWT di muka bumi ini. Manusia di sini diberkahi dengan jasmaniah atau pun rohaniah untuk menentukan perannya efektif sebagai Khalifah. Prinsip ini tentu saja memiliki implikasi tentang persaudaraan universal, sumber daya adalah amanah, Gaya hidup sederhana, kebebasan manusia.
c.       Prinsip keadilan,
Implikasi dari keadilan di sini adalah pemenuhan kebutuhan pokok manusia, sumber pendapatan yang halal, distribusi kekayaan yang merata, pertumbuhan dan stabilitas.
2.      Nature of Value judgement, atau pendekatan nilai dalam Islam terhadap ekonomi yang terjadi, atau dikerucutkan konsep utilitas dalam Islam.
3.      Positive part of economics science, menjelaskan tentangrealita ekonomi dan bagaimana konsep Islam bisa diturunkan dalam kondisi nyata dan riil.
Melalui 3 metodologi tersebutlah maka ekonomi Islam dibangun. Di Indonesia sendiri untuk pelaksanaan ekonomi Islam masih bersamaan dengan pelaksanaan ekonomi konvensional. Tentu saja dalam memperoleh ide mengenai metodologi ekonomi Islam akan ada perbedaan ide dari aliran normatif dan positif (ekonomi konvensional).
Tetapi optimisme ini akan dapat terwujud manakala etika dan perilaku pasar sudah berubah. Dalam Islam etika berperan penting dalam menciptakan utilitas atau kepuasan. Konsep Islam menyatakan bahwa kepuasan optimal akan tercipta manakala pihak lain sudah mencapai kepuasan atau hasil optimal yang diinginkan, yang juga diikuti dengan kepuasan yang dialami oleh kita. Islam sebenarnya memandang penting adanya distribusi, kemudian lahirlah zakat sebagai bentuk dari distribusi itu sendiri.
Maka, sesungguhnya kerangka dasar dari ekonomi Islam didasari oleh tiga metodolodi dari Muhammad Anas Zarqa, yang kemudian dikombinasikan dengan efektivitas, distribusi, zakat serta penerapan konsep shuratic process (konsensus bersama) dalam setiap pelaksanaannya. Dari kerangka tersebut, insyaAllah ekonomi Islam dapat diterapkan dalam kehidupan nyata. Dan semua itu harus dibungkus oleh etika dari para pelakunya serta peningkatan kualitas sumber daya manusianya.
Konsep Rasionalitas Ekonomi Islam
Rasionalitas ekonomi yang sekarang ada (kapitalis) sangat mengundang masalah serius di masyarakat. Karena dengan menekankan pada kepentingan pribadi semata dalam mengukur rasionalitas rawan berbenturan dengan pelaku ekonomi lain. Rasionalitas mempunyai standarnya sendiri-sendiri dalam tiap individu di masyarakat.
Sementara maslahah dapat merangkum semua rasionalitas setiap individu. Sebab maslahah dibangun tidak saja untuk kepentingan pribadi tetapi juga kepentingan masyarakat secara bersama-sama. Tidak ada orang yang tidak sepakat dengan perbaikan, kesejahteraan dan keadilan yang menjadi lapangan bagi maslahah, karena semuanya membutuhkannya.
Maslahah dalam Islam menjadi tujuan utama. Konsep maslahah dalam Islam ini merupakan tawaran yang lumayan solutif. Maslahah memberikan pemihakkannya tidak saja pada individu, tetapi juga kepentingan masyarakat yang lebih luas. Dengan berorientasi pada maslahah, kehidupan dapat menciptakan masyarakat yang adil dan makmur yang mempunyai implikasi jauh, tidak saja dalam konteks materil-duniawi, tetapi juga spiritual-ukhrawi.

Comments

Post a Comment

Mari tinggalkan komentar

Popular posts from this blog

Jamaluddin Al-Afgani dan Muhammad Abduh (tokoh-tokoh penting Muslim)

Company Visit HMJA KOMISI FE UII 2014/2015

Unggah Ungguh Basa Jawa