Yogyakarta Turun Abu bukan Salju, Dari Kelud bukan Merapi

Satu hal yang hanya sekali aku temui keadaan di Yogyakarta selama dua tahun kuliah di Jogja ini, yah yaitu turun Abu, bukan Abu gosok atau pun Abu orang meninggal. Tapi Abu Vulkanik, bukan Abu Vulkanik Gunung Merapi atau pun Abu Vulkanik Gunung Lawu. Tapi Abu Vulkanik Gunung Kelud. Pfffttt. Padahal kalau ditarik garis lurus dari Yogyakarta cukup tahulah bahwa ratusan kilometer keberadaannya. 

 Jam 05.03

terlihat seperti kena salju

Pagi hari keberadaan, saya terbangun seperti biasa pukul 5.03 karena alarm, liat depan, ada yang aneh dengan 3 kendaraan yang kami parkir di luar, yah ada sesuatu yang menempel, terbesit pikiran itu salju no man it's very impossible, yes true it's abu vulkanik. bahkan terlihat samar-samar diantara lampu-lampu Dukuh Pondok hujan abu bukan membasahi, tapi memenuhi permukaan pohon-pohon disekitar. Yah usut punya usut Gunung Kelud mengeluarkan Material-materialnya 10 KM ke atas mengudara. Dan sampailah di Depan rumah saya. Wow sangat mengagetkan coy.

Kami mengamati apa yang terjadi, yah tebal bahkan dikira-kira bisa sampai 1-3cm lah, wow. Tentu, dengan kejadian ini banyak sekali tanaman-tanaman yang layu, dan turun kebawah, seperti condong. Pukul 7 keatas akhirnya saya memutuskan bersama Briyan, keluar rumah untuk sekedar mencari Masker, yah tepat sekali dimana-mana masker habis. Dan Tips yang perlu anda ketahui, jika ingin beli masker belilah dirumah sakit. Pasti stok di sana sangatlah banyak, tapi pembelian hanya dibatasi maksimal 5, seperti halnya kami temukan di panti rapih. Tapi pada saat bersamaan pula saya menemukan orang yang sangat relawan, membagikan masker ditengah badai abu vulkanik, mereka membagi secara gratis. Keren banget. setelah puas keliling Yogyakarta, agak sedikit nafas terasa sesak.


 atap lantai 2

 Halaman rumah mbah

 jalan menuju rumah

Hingga pada pukul 11an hujan abu vulkanik sekiranya selesai, namun sisa-sisa masih banyak. Hingga pukul 1 lebih akhirnya saya memutuskan untuk pulang kampung ke salatiga, sekaligus menikmati jalanan-jalanan antara Yogyakarta-Salatiga. pertama, yang terparah adalah di daerah Yogyakarta antara ringroad utara hingga jalan solo sampe klaten, wuhhh serasa seperti di Gurun, Apalagi ketika Bus melintas, wussss jarak pandang hanya 1 meter, bahkan aspal pun tak terlihat, parah banget. tapi adrenalin terpacu dan sangat keren. Untuk Kecepatan sendiri adalah berkisar 30-50km/jam maksimal. sesampai di klaten, sama-sama masih parah abu-abu di jalanan bertumpah ruah, bahkan yang saya takutkan adalah  mesin saya rusak karena abu masuk ke motor melalui rantai, apalagi ketika perjalanan di klaten hingga jatinom muncul bunyi yang tak biasa dari motor, waduh kalau macet parah nih bengkel-bengkel pada tutup. 


 Sepanjang jalan parah

 Motor kotor

Namun pemandangan yang agak normal terlihat di daerah boyolali-salatiga, sudah mulai normal, namun sisa-sisa kehidupan abu vulkanik menempel erat di motor, dan jas hujan saya, kotor abu semua, hummm. Sebenarnya pilihan buruk jika kita terlalu lama diluar rumah ketika semuanya penuh abu vulkanik, hahaha. tapi dari sini saya bercerita banyak kepada anda sekalian. haahaa. jangan buat hidupmu selamanya aman it's okay.

 Rumah Kota Baru no 40

Jalan menuju rumah

Comments

Popular posts from this blog

Jamaluddin Al-Afgani dan Muhammad Abduh (tokoh-tokoh penting Muslim)

Company Visit HMJA KOMISI FE UII 2014/2015

Unggah Ungguh Basa Jawa