Motivasi "Kalian Tak Perlu ke Sekolah Negeri"
Sejak Sekolah dasar hingga Menengah Atas saya sendiri sudah terbiasa di lingkungan sekolah negeri, suasana yang begitu menyenangkan dari kalangan anak ekonomi kebawah hingga keatas, dari kalangan nakal-hingga kalangan alim, berbagai kalangan terasa melekat di setiap kita ada di sini. Ketika sekolah-sekolah saya sangat senang di sekolah negeri, di sini berbagai hal banyak ditemukan saya bisa memiliki berbagai teman, berbagai sahabat, dari ragam kalangan. Relasi itu penting, menn. meski TK saya berada di yayasan swasta, SD negeri 5 Salatiga, SMP negeri 4 Salatiga, SMA N 1 Salatiga, dan kini berada di Universitas Islam Indonesia. Banyak beragam prestasi yang tertuai di sini.
Di SD N 05, saya masih ingat prestasi saya hanya biasa-biasa aja, karena mungkin teman-teman yang begitu cemerlang melebihi saya, tapi saya ingat dari kelas 1-6 hampir satu kali dalam 1 tahun (3wulan atau 2semester) menduduki ranking 10 besar kelas. Kemudian perubahan drastis ketika saya berada di SMP N 4 Salatiga,di sini dengan mudahnya saya bisa meraih 3 besar kelas, pada tahun pertama, haahaha. sungguh tak bisa disangka. padahal selera belajar dengan mudahnya. kemudian karena di kelas 2 dan 3 tidak ada sistem ranking kelas, ya saya ga bisa tahu saya yang jadi terbaik atau bukan. tapi di kelas 3 saya sendiri berada di kelas unggulan juga sihh. tapi ketika pengumuman ujian nasional saya sendiri tidak berada di 10 besar.
Masuk berujung ke SMA N 1 Salatiga, saya perwakilan dari SMP N 4 yang keterima di SMANSSA ini, saya senang sekali di sini semakin beragam, tapi menyangkut prestasi saya di sini bersama teman-teman rata-rata sekelas, nilainya jarang sekali dianggap bagus, karena di sini SMANSSA men, orangnya pinter-pinter dan saya sendiri gatau dianggap ga pintar atau gimana di sini. ga ada prestasi yang ngebanggain di sini. Tapi di sini saya sadar dan memiliki berbagai sahabat dari sahabat KOBAR hingga sahabat yang kini sudah berada di lain tempat. Saya mulai sadar dan beranjak ke dewasa-dewasa, tapi selama di SMANSSA kenapa saya single ya, padahal dulu saya idola juga lhoo gini-gini di SMP 4 wkwkk (masa bodoh). Yang paling penting adalah masa-masa menertawakan diri sendiri bahwa sesungguhnya di SMP saya itu tergolong ALAY man, wkwkk. Sadar hal demikian jika mengingat masa SMP saya itu bikin geli ngakak sendiri.
Lanjut kuliah, setelah suatu vonis menyerang, saya total berubah menuju ke Akuntansi Universitas Islam Indonesia, ada suatu dorongan dari dalam diri, "ini ilmu baru, dan saya dari nol, dan saya harus bisa". Gemblengan masa-masa IPA di SMA, saya mulai belajar sedikit demi sedikit setiap hari semakin banyak-banyak. Dan cukup dibanggakan masih bisa kejar IP diatas 3.9 selama dua tahun.
Jadi inti di sini, "Semua sekolah di mana pun berada, asal ada dorongan pribadi yang matang, tentu menyebabkan kelebihan dan kekurangan masing-masing"
Comments
Post a Comment
Mari tinggalkan komentar